www.spiritual-motivasi.blogspot.com
“If some one else can make you happy and unhappy, you are not a master. You are just a slave… Only a master of oneself can transcend anguish”
- Osho.
Ketika duduk di bangku SMP, saya memiliki seekor anjing peliharaan. Kami begitu akrab layaknya sahabat. Saya merawatnya sejak masih kecil.
Kalau saya lagi ke sekolah, anjing ini tidak akan ke mana-mana. Dia menungguku di rumah. Ketika waktunya saya pulang sekolah dia akan menungguku di ujung jalan di depan rumah. Dia sepertinya sudah hafal jam berapa saya akan pulang sekolah.
Suatu siang saya disuruh ayah membawa kerbau ke sungai untuk memberinya minum sekaligus untuk berendam di panasnya udara siang itu. Melihat saya pergi, anjing peliharaanku ini pun mengikutiku.
Setelah tiba di tempat kerbau diikat, saya melepaskan ikatannya dan menariknya ke sungai. Melihat kerbau, anjingku itu menggonggongnya dengan keras. Sepanjang jalan menuju sungai, dia terus menggonggong kerbau. Akan tetapi, kerbau tidak mempedulikannya. Mungkin karena saya menariknya.
Melihat air sungai, kerbau langsung berjalan lebih cepat dan memuaskan rasa hausnya. Anjing terus menyalak. Tidak puas menggonggong dari sisi kiri, dia menggonggong dari sisi kanan. Terus seperti itu selama beberapa saat.
Saya naik dan duduk di atas sebuah batu besar. Saya mengendorkan tali kerbau dan membiarkan dia minum sesukanya. Saya tersenyum sendiri memperhatikan tingkah anjing yang terus mengganggu kerbau.
Walaupun digonggong si anjing, kerbau tidak peduli. Dia lebih sibuk memuaskan dahaganya. Setelah cukup minum, dia masuk ke air dan berbaring tanpa sedikitpun mempedulikan gangguan si anjing.
Saya lalu mencoba menganalisa kejadian itu. Mengapa anjing ini terus menggonggong kerbau?
Alasan pertama, mungkin karena anjing adalah jenis binatang yang suka berburu. Jadi, saat melihat kerbau, naluri berburunya timbul. Tapi, kalau ingin berburu, kenapa tidak langsung dia gigit saja si kerbau, seperti ketika dia menggigit anak babi tetangga beberapa waktu yang lalu? Tanpa mengeluarkan suara, dia langsung berlari dan menggigitnya.
Namun, sekarang dia terus saja menggonggong seolah hanya ingin mendapatkan perhatian kerbau. Buang-buang tenaga saja.
Tapi akhirnya saya menemukan alasan kedua yang menurut saya lebih masuk akal. Anjing menggonggongi kerbau mungkin karena dia terkejut ketika menyadari ada binatang lain yang jauh lebih besar dari dirinya. Dia jadi tampak sangat kecil di samping kerbau. Dia takut kehilangan perhatian.
Kerbau tetap tenang dan tidak menanggapi si anjing karena mungkin dia berpikir “Untuk apa saya mempedulikan anjing kecil ini. Seluruh dunia juga tahu kalau saya jauh lebih besar dari dirinya”.
Kalau ada orang yang menghakimi, merendahkan, mengganggu, mencurigai diri kita, tetaplah tenang. Anggap saja gonggongan itu hanya untuk memperingati kita bahwa diri kita jauh lebih besar dari (maaf) si anjing kecil itu. Teruslah minum minuman bergizi untuk mengembangkan diri kita.
Dan kalau kita ingin menggonggong orang lain, berpikirlah masak-masak. Mungkin sebenarnya kita takut mengakui kenyataan bahwa orang lain itu lebih besar dari diri kita. Gunakan energi yang hendak dibuang percuma itu untuk membesarkan diri kita sendiri. Sehingga akhirnya kita sama besar atau bahkan lebih besar dari dirinya. www.spiritual-motivasi.blogspot.com *)
coba
BalasHapus