Diceritakan seorang yang sangat terpelajar sedang menyeberangi sebuah danau menggunakan perahu. Sementara perahu menyeberangi danau, dia bercerita berapi-api kepada si pemilik perahu tentang berbagai teknik mutakhir dalam berenang yang telah dia pelajari dari berbagai guru ternama.
Pemilik perahu, yang dari kecil tidak pernah mengenyam bangku sekolah, terlihat mangut-mangut. Antara paham, kagum, dan bingung dengan berbagai istilah asing yang terlontar dari mulut manusia terpelajar di hadapannya. Dia sendiri tidak pernah mempelajari teknik berenang secara khusus. Yang dia tahu, sejak kecil dia sudah mulai berenang di danau itu mengikuti ayahnya.
Sejenak kemudian, tiba-tiba angin bertiup kencang menimbulkan gelombang yang menghantam lambung perahu dengan keras. Akibatnya, perahu terbalik dan kedua penumpangnya terlempar ke danau.
Si pemilik perahu langsung berenang menyelamatkan diri. Sedangakan manusia terpelajar tadi terlihat megap-megap berteriak minta diselamatkan oleh pemilik perahu. Ternyata dia tidak bisa berenang.
Apalah gunanya memiliki ilmu segudang namun tidak dipraktekkan?
Coba kita renungkan sebuah pepatah yang menjadi judul tulisan ini. Bukan ahli, guru, suhu, buku, atau apapun yang lain yang menjadi guru terbaik. Tapi pengalaman. Ya, pengalaman adalah guru terbaik.
Bukan berarti kita lalu tidak belajar dari para ahli, guru, suhu, buku-buku atau sumber informasi lainnya. Hal itu terbukti sangat membantu pembelajaran kita. Namun setelah kita belajar dari mereka semua, kita harus mempraktekkannya dalam hidup kita sendiri.
Dengan mempraktekannya, kita akan memiliki pemahaman yang lebih baik. Kita juga akan semakin pandai tentang hal yang kita pelajari itu. Kita belum sepenuhnya belajar jika belum menjalankan apa yang kita pelajari. Pengalamanlah yang menyempurnakan hasil belajar kita.
Dikatakan bahwa jaman kita ini adalah jaman informasi. Siapa yang paling cepat memiliki informasi, maka dialah yang akan menjadi kaya. Namun, akankah menjadi kaya jika setelah mengetahui informasi berharga tapi tidak dijalankan? Ibarat menemukan peta harta karun, namun tidak menggalinya. Akankah kita memiliki emas dan berlian yang tersimpan di dalamnya.
Parahnya lagi, ada orang yang hanya belajar tentang suatu hal baru lalu membangga-banggakan ilmunya tanpa mempraktekan ilmu itu. Persis seperti manusia terpelajar dalam cerita di awal.
Jika belajar berenang, terjunlah ke dalam air.
Jika belajar menulis, menulislah.
Jika belajar tentang randah hati, jadilah rendah hati.
Belajar tentang cinta, jangan lupa memafkan dan menghormati pribadi lain.
Apalah gunanya memiliki ilmu segudang namun tidak dipraktekkan?
www.spiritual-motivasi.blogspot.com